Wednesday 20 February 2013

Menghalau Kecemasan Menggapai Ketentraman

"Ingatlah bahwa para kekasih Allah itu tidak akan merasa takut dan tidak akan bersedih. Mereka orang-orang yang beriman dan keadaan mereka bertaqwa. Bagi mereka berita gembira (dalam kehidupan akherat)..." (QS. Yunus : 62-64)

Kecemasan seseorang tidak hanya disebabkan tidak punya harta. Tapi gaya hidup seseorang juga menyebabkan orang lain merasa cemas. Masyarakt dewasa ini telah cenderung bergaya individualis. Hal ini menyebabkan adanya beberapa golongan masyarakat yang merasa dirinya tersisih.
Orang yang tersisih cenderung cepat frustasi saat dihadapkan dengan masalah-masalah dalam kehidupan. Sehingga kelompok ini akan mudah tersulut kemarahannya, sehingga mudah sekali melakukan kejahatan. Bahkan bagi mereka yang tidak sanggup membawa beban hidupnya, mereka akan bunuh diri. Na'udzubillah.

Setiap manusia memiliki peluang untuk merasakan kecemasan. tetapi sebagai seorang muslim yang menjadikan Al Quran sebagi pedoman, kita telah mendapatkan petunjuk., bahwa kecemasan ataupun kenyamanan hidup seseorang ditentukan oleh "jarak" kita dengan Allah swt. Apabila kita dekat dengan Allah, maka peluang untuk merasa cemas akan sangat kecil. Namun ketika jarak kita dengan Allah jauh, maka kita mungkin merasa dalam hidup ini tiada detik yang berlalu tanpa kecemasan.

Perlu diketahui bahwa yang mendekatkan kita kepada Allah hanyalah keimanan, sebagimana firman-Nya :
"Orang-orang yang beriman yang tidak mencampur adukkan keimanan mereka dengan kedzaliman (syirik) mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al An'am : 82)
Keimanan yang mampu menghilangkan cemas bukan sembarang keimanan. Hanya iman yang hidup dan mempunyai kekuatan lah yang mampu menghilangkan kecemasan. Hidupnya iman dapat diwujudkan dengan amal yang nyata serta pengorbanan yang iklhas. Iman yang hidup akan senantiasa menuntun pemiliknya melakukan upaya mencari jalan agar lebih dekat dengan Allah swt. Sedang kekuatan iman dibuktikan dengan senantiasa dzikrullah sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah saw dan amal shaleh.
"Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram." (QS. Ar Ra'd : 28)
Kekuatan iman seseorang ditentukan oleh bagaimana seseorang memandang kehidupan ini. Oleh karena itu, paling tidak ada tiga hal yang perlu diketahui oleh seorang mukmin, agar muncuk kekuatan iman dalam dirinya. Hal tersebut adalah :

Ma'rifatu Ghaayatil Hayaah (Memahami Tujuan Hidup)
Tujuan hidup seorang mukmin sangat jelas, yaitu hanya beribadah kepada Allah swt. Sebagaimana firman-Nya :
"Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu.' (QS. Adz Dzaariyat : 56)
Ibadah bagaimana yang dimaksud oleh Allah? yaitu ibadah yang semata-mata karena Allah dan yang seperti dituntunkan Rasulullah saw. Ibadah bukanlah hanya yang berbentuk ritual saja namun apa saja yang kita lakukan akan dihitung sebagai amal bila kita niatkan untuk mencari ridha Allah swt dan sesuai ajaran Rasulullah saw.

Ma'rifatu Haqiiqati Dunyaa wal Aakhirah (Memahami Hakikat Dunia dan Akhirat)
Hidup di dunia sama sekali tidak berarti bila dibandingkan dengan kehidupan akhirat. Dunia ini tidak kekal (fana') sedang akhirat kekal (baqa'). Firman Allah swt :
"Apakah kamu puas dengan kehidupan dunia sebagai ganti dari kehidupan akhirat padahal kenikmatan kehidupan di dunia ini (dibanding dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit." (QS. At Taubah : 38)

Ma'rifatu Haqiqatil Maut (Memahami Hakikat Kematian)
Segala sesuatu yang ada di dunia ini pasti akan rusak dan berakhir. Firman-Nya :
"Semua yang ada di bumi ini akan binasa." (QS. Ar Rahman : 26)

Selain tiga konsep di atas yang perlu kita catat adalah bahwa kecemaan merupakan masalah jiwa. Maka penyelesaiannya haruslah dengan obat dari sang pemilik jiwa yaitu Allah swt. Obat yang insya Allah mampu menetralisir kecemasan, kegelisahan ataupun kekikiran antara lain :
- Melaksanakan shalat secara kontinue dan terjaga kualitasnya
- Menyisihkan sebagian hartanya untuk fakir miskin
- Meyakini akan hari pembalasan dan bersiap-siap menghadapinya dengan banyak beramal shaleh
- Merasa takut akan siksa Allah swt
- Memelihara kesucian kemaluannya dengan tidak mengumbar nafsu selain kepada jalan yang dibenarkan oleh Allah swt
- Menjaga amanat yang di percayakan kepadanya dan menunaikan janji yang dibuatnya

Dengan menunaikan hal tersebut diatas insya Allah kecemasa hidup tak lagi ada dalam jiwa kita dan hidup akan tentram dan bahagia.

1 comment:

  1. bagaimana jika kita terus menerus mendapat kesulitan yang tumpang tindih?

    ReplyDelete

Tugas Utama Wanita

"Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah”. Asma’ binti Abu Bakar ra. pernah datang   menghadap Ra...