Wednesday 20 February 2013

Prinsip Beramal Shaleh

Orang yang mengaku beriman, wajib untuk membuktikan keimanan itu dalam bentuk beramal shaleh. Karena banyak ayat dalam Al Quran yang merangkai kata-kata iman dan amal shaleh.
"Sesungguhnya Kami telah meciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. kemudian Kami kembalikan dia ketempat serendah-rendahnya (neraka) kecuali yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya." (QS. At Tin : 4-6)

Agar tidak sia-sia  amal yang kita kerjakan, maka setiap muslim perlu memahami prinsip-prinsip dalam beramal shaleh, yaitu :

Ikhlas Karena Allah
Dengan keikhlasan, amaliah yang sebenarnya berat akan terasa ringan dalam melaksanakannya dan sebaliknya bila tidak ikhlas, amaliah yang sebenarnya ringan justru akan terasa berat.
"Padahal meraka tidak disuruh kecuali menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus." (QS. Al Bayyinah : 5)

Benar Cara Melaksanakannya
Disamping harus ikhlas karena Allah, perbuatan seseorang bisa bernilai amal shaleh jika pelaksanaannya dengan cara yang benar. Misalkan shalat, harus sesuai dengan yang telah dicontohkan Rasulullah saw. begitu juga dengan amaliah yang lain seperti zakat, haji dan sebagainya.
Serta tidak dibenarkan adanya syirik dan bid'ah dalam melaksanakannya. Bila bercampur syirik dan bid'ah maka amal itu tidak dinilai sebagi ibadah.

Tujuannya Ridha Allah 
Apa yag dilakukan manusia mestinya bermaksud untuk mendapatkan ridha Allah swt, bukan maksud-maksud lain, seperti pujian manusia, harta, dan tahta dan sebagainya. Firman Allah swt :
"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang riya dan enggan (menolong dengan) barang berguna." (QS. Al Maa'uun : 4- 7)
Bila seseorang telah melakukan sesuatu dengan penuh keridhaan, maka pahala yang akan diberikan Allah amat besar.
"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka kecuali bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat kebaikan atau mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami  memberi kepadanya pahala yang besar." (QS. An Nisa' : 114)

Tidak Merasa Telah Banyak Beramal Shaleh
Yang akan dibawa manusia untuk menghadap Allah hanyalah pahala atas amal yang telah dia lakukan. Semakin banyak amal yang dilakukan semakin banyak pahala yang akan dicapainya. Dengan pahala yang banyak manusia akan semakin mulia disisi Allah. Karena amal yang banyak menunjukkan bahwa seseorang semakin bertaqwa kepada Allah.
"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa diantara kamu." (QS. Al Hujurat : 13)

Bersegera Melaksanakannya
Muslim yang baik adalah muslim yang sesegera mungkin dalam melaksanakan amal shaleh, karena dia tidak tahu apakah umurnya akan panjang atau tidak. Seorang sahabat pada waktu pagi pernah di tanya Rasulullah saw tentang bagaimana  keadaannya. Lalu sahabat itu menjawab bahwa pagi ini dia merasa betul-betul menjadi orang yang beriman. Rasul agak terkejut mendengar jawaban itu karena sahabatnya itu sudah cukup lama menjadi mukmin tapi mengapa baru sekarang dia mengatakan demikian. Sahabat itu kemudian menjawab :
"Pagi ini saya betul-betul merasa menjadi orang yang beriman karena saya tidak yakin apakah nanti sore saya masih hidup atau tidak, dan nanti sorepun saya tidak yakin apakah saya besuk pagi masih hidup atau tidak, bahkan langkah saya yang pertama tidak saya yakini bisa dilanjutkan ke langkah yang kedua."
Dalam kaitan ini Rasulullah saw bersabda :
"Segeralah melakukan amal shaleh, sebab akan terjadi fitnah besar bagaikan gelap malam yang gulita. Ketika itu seorang pada pagi mukmin, tiba-tiba pada sore hari berbalik kafir, sore mukmin, pagi kafir. Mereka menukar agama dengan sedikit keuntungan dunia yang sederhana." (HR. Muslim)

Wa Allahu A'lam bish Shawwab


No comments:

Post a Comment

Tugas Utama Wanita

"Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah”. Asma’ binti Abu Bakar ra. pernah datang   menghadap Ra...