Dilihat dari keadaannya, hati manusia dapat digolongkan menjadi 3 :
Pertama. Hati yang bersih, sehat dan selamat (Al qolbu as saliimu)
Pertama. Hati yang bersih, sehat dan selamat (Al qolbu as saliimu)
Hati ini adalah milik orang-orang beriman. Ia adalah hati yang terbebas dari penyakit, iri, dengki, hasad, riya, sum’ah dll. Hanya orang yang berhati bersih sajalah yang dijamin keselamatannya kelak dihadapan Allah SWT.
يَوۡمَ لَا يَنفَعُ مَالٞ وَلَا بَنُونَ ٨٨ إِلَّا مَنۡ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلۡبٖ سَلِيمٖ ٨٩
يَوۡمَ لَا يَنفَعُ مَالٞ وَلَا بَنُونَ ٨٨ إِلَّا مَنۡ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلۡبٖ سَلِيمٖ ٨٩
(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (QS Asy Syu’ara : 88 – 89)
Kedua. Hati yang sakit dan berpenyakit (Al qolbu al mariidhu)
Kedua. Hati yang sakit dan berpenyakit (Al qolbu al mariidhu)
Ini adalah hati orang munafik. Orang yang penyataan lisan berbeda dengan kenyataan hatinya. Orang yang hanya mencari keuntungan dan keselamatan pribadi tanpa mau peduli diatas jalan benar atau salah.
Dari Abdullah bin Amru dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada empat perkara, barangsiapa yang empat perkara tersebut ada pada dirinya maka dia menjadi orang munafik sejati, dan apabila salah satu sifat dari empat perkara tersebut ada pada dirinya, maka pada dirinya terdapat satu sifat dari kemunafikan hingga dia meninggalkannya:
1. jika berbicara selalu bohong,
2. jika melakukan perjanjian melanggar,
3. jika berjanji selalu ingkar,
4. dan jika berselisih licik."
(HR. Muslim No. 88)
1. jika berbicara selalu bohong,
2. jika melakukan perjanjian melanggar,
3. jika berjanji selalu ingkar,
4. dan jika berselisih licik."
(HR. Muslim No. 88)
Orang munafik semacam ini kelak akan ditempatkan di keraknya neraka.
إِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ فِي ٱلدَّرۡكِ ٱلۡأَسۡفَلِ مِنَ ٱلنَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمۡ نَصِيرًا ١٤٥
إِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ فِي ٱلدَّرۡكِ ٱلۡأَسۡفَلِ مِنَ ٱلنَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمۡ نَصِيرًا ١٤٥
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. (QS An Nisa 145)
Ketiga. Hati yang buta, hati yang mati atau tertutup (Al qolbu al mayyitu)
Ketiga. Hati yang buta, hati yang mati atau tertutup (Al qolbu al mayyitu)
Hati ini adalah hati orang kafir, antheis, orang yang tidak beriman kepada rukun iman. Para ulama mensifati hati ini dengan ungkapan “Laa ya’riful haqqa” artinya tidak mengenal kebenaran.
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ سَوَآءٌ عَلَيۡهِمۡ ءَأَنذَرۡتَهُمۡ أَمۡ لَمۡ تُنذِرۡهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ ٦
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ سَوَآءٌ عَلَيۡهِمۡ ءَأَنذَرۡتَهُمۡ أَمۡ لَمۡ تُنذِرۡهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ ٦
خَتَمَ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ وَعَلَىٰ سَمۡعِهِمۡۖ وَعَلَىٰٓ أَبۡصَٰرِهِمۡ غِشَٰوَةٞۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٞ ٧
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. (QS Al Baqarah : 6-7)